Sabtu, 14 Januari 2012

Phytoplakton dan Rumput Laut


Fitoplankton
      Fitoplankton adalah komponen autotrof plankton. Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen.
      Nama fitoplankton diambil dari istilah Yunani, phyton atau "tanaman" dan πλαγκτος ("planktos"), berarti "pengembara" atau "penghanyut".[1] Sebagian besar fitoplankton berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Akan tetapi, ketika berada dalam jumlah yang besar, mereka dapat tampak sebagai warna hijau di air karena mereka mengandung klorofil dalam sel-selnya (walaupun warna sebenarnya dapat bervariasi untuk setiap spesies fitoplankton karena kandungan klorofil yang berbeda beda atau memiliki tambahan pigmen seperti phycobiliprotein).

Ekologi

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/10/Phytoplankton_SoAtlantic_20060215.jpg/150px-Phytoplankton_SoAtlantic_20060215.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.18/common/images/magnify-clip.png
Kumpulan besar fitoplankton di Atlantik Selatan (15 Februari 2006) dilihat dari angkasa
     Fitoplankton memperoleh energi melalui proses yang dinamakan fotosintesis sehingga mereka harus berada pada bagian permukaan permukaan (disebut sebagai zona euphotic) lautan, danau atau kumpulan air yang lain. Melalui fotosintesis, fitoplankton menghasilkan banyak oksigen yang memenuhi atmosfer Bumi.
     Kemampuan mereka untuk mensintesis sendiri bahan organiknya menjadikan mereka sebagai dasar dari sebagian besar rantai makanan di ekosistem lautan dan di ekosistem air tawar.
     Disamping cahaya, fitoplankton juga sangat tergantung dengan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhannya. Nutrisi-nutrisi ini terutama makronutrisi seperti nitrat, fosfat atau asam silikat, yang ketersediaannya diatur oleh kesetimbangan antara mekanisme yang disebut pompa biologis dan upwelling pada air bernutrisi tinggi dan dalam. Akan tetapi, pada beberapa tempat di Samudra Dunia seperti di Samudra bagian Selatan,       itoplankton juga dipengaruhi oleh ketersediaan mironutrisi besi. Hal ini menyebabkan beberapa ilmuan menyarankan penggunaan pupuk besi untuk membantu mengatasi karbondioksida akibat aktivitas manusia di atmosfer.[2].
     Walaupun hampir semua fitoplankton adalah fotoautotrof obligat, ada beberapa fitoplankton yang miksotrofik dan ada juga spesies tak berpigmen yang merupakan heterotrof (yang ini dinamakan sebagai zooplankton). Jenis-jenis ini, yang paling dikenal adalah dinoflagellata seperti genus Noctiluca dan Dinophysis, memperoleh karbon organiknya dengan memakan organisme atau material detritus lainnya
Jenis-Jenis Phytoplankton
1.    Cyanobacteria atau alga biru hijau
2.    Spirulina
3.    Tetraselmis
4.    Dunaliella
5.    Chlorella

Peran Phytoplankton Dalam Rantai Makanan
     Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer.

     Bahan organic yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang terkandund didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi – cumi sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan.








Manfaat Phytoplaknton
http://zonaikan.files.wordpress.com/2009/12/phytoplankton.jpg
     Di perairan alami mikroalgae dominan memberikan konstribusi untuk memproduksi biomassa dalam sistim perairan laut, estuarin dan sungai. Di dalam proses metabolisme perairan fitoplankton juga mempunyai peran sebagai pendaur ulang nutrien. Sel mikroalgae mengabsorbsi nutrien-nutrien primer seperti ; amoniak , urea, nitrat, phospat, potassium dan metal seperti Fe, Cu, Mg, Zn, Mo, dan Fanadium. Selain itu beberapa vitamin seperti vitamin B12, vitamin B6 dan vitamin B1 merupakan unsur esensial yang mendukung pertumbuhan beberapa species atau kebanyakan species  mikroalgae
     Dilihat dari sudut nutrisi mikroalgae merupakan suatu sumber mikro nutrien, vitamin, minyak dan elemen mikro untuk komunitas perairan. Selain itu mikroalgae kaya akan sumber makro nutrien seperti protein, karbohidrat dan khususnya asam lemak esensial. Mikroalgae juga mempunyai kandungan pigmen esensial seperti astaxanthin, zeaxanthin, chllorophil, phycocyanin dimana akan memperkaya pewarnaan dan kesehatan didalam kehidupan ikan dan invertebrata.
     Di dalam sistim budidaya perikanan, pemanfaatan mikroalgae ini juga mempunyai efek terapi terhadap ikan dan organisme perairan lainnya dimana beberapa mikroalgae bisa menghasilkan semacam antibiotik dan atau didalam proses metabolismenya mengeluarkan zat anti bakterial.
Berikut ini bebrapa manfaat species mikroalgae untuk budidaya perairan.
Cyanobacteria atau alga biru hijau
     Cyanobacteria atau alga biru hijau adalah kelompok alga yang paling primitif dan memiliki sifat-sifat bakterial dan alga. Kelompok ini adalah organisme prokariotik yang tidak memiliki struktur-struktur sel seperti yang ada pada alga lainnya, contohnya nukleus dan chloroplast. Mereka hanya memiliki chlorophil a, namun mereka juga memiliki variasi phycobilin seperti halnya carotenoid. Pigmen-pigmen ini memiliki beragam variasi sehingga warnanya bisa bermacam-macam dari mulai hijau sampai ungu bahkan merah. Alga biru hijau tidak pernah memiliki flagell, namun beberapa filamen membuat mereka bergerak ketika berhubungan dengan permukaan. Unicell, koloni, dan flamen-filamen cyanobacteria adalah kelompok yang umum dalam budidaya, baik sebagai makan maupun sebagai organisme pengganggu. Kemudian suatu lembaga penelitian di Amerika (National Centre Institute) dari species green algae (ganggang hijau biru) menghasilkan glycolipida yang melawan aktif terhadap virus AIDS, dan perkembangan penelitian akhir-akhir ini bagaimana untuk meningkatkan glycolipida tadi di dalam kultur telah dan sedang dilakukan oleh beberapa perusahaan famasi di beberapa negara maju.
Dibawah ini ada beberapa kelompok yang paling umum dalam lingkungan budidaya.
Spirulina
     Filamennya berukuran lebar 5 -6 mm dan panjang 20-200 mm berbentuk spiral. Dapat berwarna biru-hijau atau merah. Spirulina merupakan bahan penyusun dalam banyak pellet ikan dan pakan invertebrata. Spirulina juga mempunyai kemampuan mendorong sistim kekebalan ikan, invertebrata dan ayam. Selain itu spirulina juga dapat menambah vitalitas bagi manusia jika dikonsumsi secara benar, selain itu spirulina juga dapat mengatasi penyakit hipertiroid yang cenderung membutuhkan asupan antitiroid, vitamin dan mineral. spirulina juga kaya antioksidan karena mengandungan 3 pigmen kaya protein yaitu phykosianin, klorofi l, dan zeasantin. Phykosianin, antioksidan larut air, penunjang kesehatan hati dan ginjal. Zeasantin, antioksidan pelindung mata terutama saat tua. Sedangkan klorofi l, antioksidan bersifat antikanker dan antiracun. Selain antikanker dan antiracun, penelitian Laboratory of Viral Pathogenesis, Dana-Farber Cancer Institute and Harvard Medical School, Massachusetts, Amerika Serikat pada 1996 membuktikan, spirulina dalam konsentrasi 5-10 ?g/ml mampu menghambat pembelahan sel HIV-1. Itu disebabkan spirulina memiliki kandungan kalsium spirulan, molekul polimerisasi gula berisi kalsium dan sulfur. Konsumsi spirulina terbukti memberikan masa hidup lebih lama pada pasien AIDS. Sedangkan Armida Hernandez-Corona dari Departamento de Microbiolog?a, Escuela Nacional de Ciencias Biol?gicas, IPN, Meksiko, menunjukkan ekstrak spirulina memiliki sifat antiviral. Ia efektif melawan virus herpes simpleks tipe 2, pseudorabies virus (PRV), human cytomegalovirus (HCMV), dan HSV-1, dengan dosis efektif (ED50) masing-masing sebesar 0,069, 0,103, 0,142, dan 0,333 mg/ml. Karena manfaat yang luar biasa, Arthrospira platensis kini banyak dibudidayakan di seluruh dunia. Berjuta-juta pil spirulina pun telah diproduksi lantaran terbukti menghadang dan menggempur berbagai penyakit. Termasuk Kurniadi yang telah merasakan keampuhannya.
Tetraselmis
     Berupa orgaisme hijau motil, lebar 9-10 mm, panjang 12-14 mm, dengan empat flagel yang tumbuh dari sebuah alur pada bagian belakang anterior sel. Sel-selnya bergerak dengan cepat di air dan tampak bergoncang pada saat berenang. Ada empat cuping yang memanjang dan memiliki sebuah titik mata yang kemerah-merahan. Pyramimonas adalah organisme yang berkaitan dekat dengan alga hijau dan memiliki penampakan serta sifat berenang yang identik dengan tetraselmis. Kedua organisme ini adalah sumber makan yang populer untuk mengkultur rotifer, kerang, dan larva udang.
Dunaliella
     Berwarna hijau motil dengan dua flagella, yang muncul didekat bagian belakang sel, lebar 5-8 mm, panjang 7-12 mm, Sel-selnya bergerak dengan cepat di air dan tampak bergoncang pada saat berenang. Selnya berbentuk melingkar hingga memanjang dan biasanya memiliki sebuah titik mata merah. Terdapat kloroplas yang mengisi 2/3 bagian selnya. Reproduksi dilakukan dengan cara sederhana dimana sel induk membelah menjadi dua sel anak betina. organisme ini adalah sumber makan yang populer untuk mengkultur rotifer, kerang, dan larva udang.


Chlorella
     Berwarna hijau dan tidak motil serta tidak memiliki flagella. Selnya berbentuk bola berukuran sedang dengan diameter 2-10 mm, tergantung spesiesnya, dengan chloroplas berbentuk cangkir. Selnya bereproduksi dengan membentuk dua sampai delapan sel anak didalam sel induk yang akan dilepaskan dengan melihat kondisi lingkungan. Merupakan pakan untuk rotifer dan dapnia.
     Chlorella merupakan ganggang berinti dan bersel tunggal. Chlorella adalah makhluk purba, karena sudah ada di permukaan bumi sejak 2.5 milyar tahun lalu. Sebagai ganggang air tawar, susunan protein chlorella begitu unik dan mengandung banyak zat bermanfaat.
     Chlorella diketahui mempu bertahan terhadap perubahan alam sejak zaman prekambium karena memiliki genetis dengan mekanisme perbaikan DNA yang sangat tinggi. Bentuk, ukuran, dan sifat dinding sel Chlorella yang tersusun dari senyawa selulosa dan ligma pun sangat kuat. Semua ini membuat chlorella mudah menyesuaikan diri pada cuaca ekstrem dan bisa bertahan terhadap pengaruh luar dalam waktu lama. Jadi jangan heran kalau chlorella bisa ditemukan di perairan tropis, sub-tropis, dampai kutub sekalipun.
     Jepang merupakan negara pertama yang memanfaatkan ganggang ini sebagai makanan sehari-hari. Dengan keunikan dirinya, chlorella mengandung banyak manfaat. Dan ini menarik banyak penenlitian untukmengembangkan manfaaat Chlorella, salah satunya Prof. Randal E. Merchant, Ph.D, seorang profesor anatomi dan bedah syaraf dari Virginia Commonwealth University, USA.
Rumput Laut
   
     Rumput laut adalah istilah sehari-hari longgar meliputi makroskopik, multiseluler, ganggang laut bentik [1]. Istilah ini mencakup beberapa anggota ganggang merah, coklat dan hijau. Rumput laut juga dapat diklasifikasikan dengan menggunakan (sebagai makanan, obat-obatan, pupuk, industri, dll).
taksonomi

     Rumput laut mungkin termasuk salah satu dari beberapa kelompok alga multiseluler: ganggang merah, ganggang hijau, dan ganggang coklat. Seperti ketiga kelompok tidak dianggap memiliki nenek moyang yang multiseluler umum, rumput laut adalah kelompok polyphyletic. Selain itu, beberapa seberkas membentuk ganggang bluegreen (Cyanobacteria) kadang-kadang dianggap sebagai rumput laut - "rumput laut" adalah istilah sehari-hari dan tidak memiliki definisi formal.

struktur

     Penampilan rumput laut 'agak menyerupai tanaman non-arboreal terestrial.
Thallus: tubuh alga
 lamina: struktur pipih yang agak daun seperti
 sorus: cluster spora
 pada fucus, udara kandung kemih: float-membantu organ (pada pisau)
 pada rumput laut, mengapung: float-membantu organ (antara lamina dan Stipe)
 Stipe: struktur batang-suka, mungkin tidak ada                                                      pegangan erat: Struktur basal khusus menyediakan lampiran ke permukaan, sering batu atau ganggang lain.
haptera: jari-seperti ekstensi pegangan erat anchoring untuk substrat bentik

Ekologi

     Dua persyaratan lingkungan tertentu mendominasi ekologi rumput laut. Ini adalah keberadaan air laut (atau setidaknya air payau) dan adanya cahaya yang cukup untuk menggerakkan fotosintesis. Persyaratan lain yang umum adalah titik lampiran perusahaan. Akibatnya, rumput laut yang paling sering menghuni zona littoral dan dalam zona yang lebih sering di pantai berbatu dari pada pasir atau sirap. Rumput laut menempati berbagai relung ekologi. Elevasi tertinggi hanya dibasahi oleh puncak laut semprot, terendah beberapa meter dalam. Di beberapa daerah, rumput laut pesisir dapat memperpanjang beberapa mil ke laut. Faktor pembatas dalam kasus seperti adalah ketersediaan sinar matahari. Rumput laut terdalam hidup beberapa spesies ganggang merah.

     Sejumlah spesies seperti Sargassum telah beradaptasi dengan niche plankton penuh dan bebas-mengambang, tergantung pada gas-kantung berisi untuk menjaga kedalaman diterima.

     Lainnya telah beradaptasi untuk hidup di kolam batu pasang surut. Dalam habitat ini rumput laut harus menahan suhu cepat berubah dan salinitas dan bahkan sesekali pengeringan.
     Rumput laut yang dikonsumsi oleh masyarakat pesisir, khususnya di Asia Timur, misalnya, Jepang, Cina, Korea, Taiwan, Thailand, Kamboja, dan Vietnam, tetapi juga di Afrika Selatan, Indonesia, Belize, Peru, Chili Maritimes Kanada, Skandinavia, Selatan Barat Inggris, [6] Irlandia, Wales, California, Filipina, dan Skotlandia.

     Di Asia, Nori (海苔, Jepang), Zicai (紫菜, Cina), dan Gim (, Korea) adalah lembar Porphyra dikeringkan digunakan dalam sup atau untuk membungkus sushi. Chondrus crispus (umumnya dikenal sebagai Irlandia Moss atau karagenan lumut) adalah alga merah digunakan dalam memproduksi berbagai makanan aditif, bersama dengan dan rumput laut Kappaphycus berbagai gigartinoid. Porphyra adalah alga merah yang digunakan di Wales untuk membuat bejana. Laverbread, terbuat dari gandum dan bejana, adalah hidangan populer di sana. Sayang disebut "Dulce" di utara Belize, rumput laut dicampur dengan susu, pala, kayu manis, dan vanili untuk membuat minuman yang umum.

     Rumput laut juga dipanen atau dibudidayakan untuk ekstraksi alginat, agar-agar dan carrageenan, zat gelatin kolektif dikenal sebagai hydrocolloids atau phycocolloids. Hydrocolloids telah mencapai signifikansi komersial sebagai aditif makanan. [7] Industri makanan pembentuk gel eksploitasi mereka, retensi air, pengemulsi dan sifat fisik lainnya. Agar-agar digunakan dalam produk makanan seperti permen, daging dan unggas, makanan penutup dan minuman dan makanan dibentuk. Karagenan digunakan dalam salad dan saus, makanan diet, dan sebagai pengawet dalam produk daging dan ikan, produk susu dan makanan yang dipanggang.
[Sunting] Pengobatan
Foto batu ditutupi oleh materi tanaman yang dikeringkan
Rumput laut yang tertutup batuan di Inggris
Foto sebuah dermaga batu ditutupi dengan rumput laut
Rumput laut di bebatuan di Long Island
Lihat juga: Fucoidan

     Alginat digunakan dalam pembalut luka, dan produksi cetakan gigi. Dalam penelitian mikrobiologi, agar-agar secara luas digunakan sebagai media kultur. [Kutipan diperlukan]

     Rumput laut lain dapat digunakan sebagai pupuk. [Kutipan diperlukan] Rumput laut saat ini sedang dipertimbangkan sebagai sumber potensial bioetanol [15] [16] Rumput laut merupakan bahan dalam pasta gigi, kosmetik dan cat. [3].

     Alginat menikmati banyak menggunakan sama seperti karagenan, dan digunakan dalam produk industri seperti pelapis kertas, lem, pewarna, gel, bahan peledak dan dalam proses seperti kertas ukuran, tekstil cetak, hidro-mulsa dan pengeboran.


Kaenekaragaman Rumput Laut di Indonesia
     Rumput laut merupakan salah satu komoditas strategis dalam bidang kelautan di samping udang dan tuna. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia memiliki luas area untuk kegiatan budidaya rumput laut mencapai 1.110.900 ha, tetapi pengembangan budidaya rumput laut baru memanfaatkan lahan seluas 222.180 ha atau 20% dari luas areal potensial. Jenis rumput laut yang dikembangkan di Indonesia antara lain seperti Kappaphycus alvarezii (cottonii), Eucheuma denticulatum (spinosum) dan Gracilaria sp.
     Rumput laut potensial yang dimaksud disini adalah jenis-jenis rumput laut yang sudah diketahui dapat digunakan diberbagai industri sebagai sumber karagin, agar-agar dan alginat. Karaginofit adalah rumput laut yang mengandung bahan utama polisakarida karagin, agarofit adalah rumput laut yang mengandung bahan utama polisakarida agar-agar keduanya merupakan rumput laut merah (Rhodophyceae). Alginofit adalah rumput laut coklat (Phaeophyceae) yang mengandung bahan utama polisakarida alginat.
  • KARAGINOFITRumput laut yang mengandung karaginan adalah dari marga Eucheuma. Karaginan ada tiga macam, yaitu iota karaginan dikenal dengan tipe spinosum, kappa karaginan dikenal dengan tipe cottonii dan lambda karaginan. Ketiga macam karaginan ini dibedakan karena sifat jeli yang terbentuk. Iota karaginan berupa jeli lembut dan fleksibel atau lunak. Kappa karaginan jeli bersifat kaku dan getas serta keras. Sedangkan lambda karaginan tidak dapat membentuk jeli, tetapi berbentuk cair yang viscous. Tabel 1. dibawah ini menunjukkan jenis rumput laut karaginofit dengan fraksi karaginannya.
  • Jenis Yang PotensialE. cottonii dan E. spinosum merupakan rumput laut yang secara luas diperdagangkan, baik untuk keperluan bahan baku industri di dalam negeri maupun untuk ekspor. Sedangkan E. edule dan Hypnea sp hanya sedikit sekali diperdagangkan dan tidak dikembangkan dalam usaha budidaya. Hypnea biasanya dimanfaatkan oleh industri agar. Sebaliknya E. cottonii dan E. spinosum dibudidayakan oleh masyarakat pantai. Dari kedua jenis tersebut E. cottonii yang paling banyak dibudidayakan karena permintaan pasarnya sangat besar. Jenis lainnya Chondrus spp., Gigartina spp., dan Iridaea spp tidak ada di Indonesia, mereka merupakan rumput laut
      Meskipun peran Indonesia dalam kontribusi bahan baku rumput laut sudah diakui internasional, namun masih perlu peningkatan industri pengolahan rumput laut dalam negeri. Tahun 2009, dengan jumlah produksi rumput laut 14.300 ton kering, yang telah dimanfaatkan menjadi end products baru sebanyak 20 items. Tentu saja hal ini masih sangat sedikit dibandingkan dengan produksi bahan baku yang dapat kita hasilkan. Pemerintah selama ini berusaha mengembangkan industri rumput laut nasional yang sejalan dengan program pembangunan sektor dan pengembangan komiditi lainnya, terutama dalam hal pro-job, pro-poor dan pro-growth”, kata Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, Jana T Anggadiredja yang juga merupakan Ketua Indonesian Seawed Society (Masyarakat Rumput Laut Indonesia) saat jumpa pers di BPPT, Kamis (18/3).

     Tim Rumput Laut BPPT, bekerjasama dengan Indonesian Seaweed Society dan Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) saat ini sedang melakukan kajian dan perumusan strategi pengembangan industri rumput laut nasional secara berkelanjutan. sebagai bahan masukkan bagi kementerian terkait, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi serta para pelaku usaha. Selain itu membuat “cetak biruâ€Â
 pengembangan industri rumput laut nasional yang berkelanjutan dengan strategi pencapaiannya dalam 5 sampai 10 tahun kedepan, juga merupakan hal yang mendesak untuk dilakukan”, lanjutnya.

     Mengenai sasaran capaian tahun 2014, Jana menjelaskan akan dilakukan beberapa peningkatan jumlah produksi, ekspor maupun end products yang dihasilkan. Pada 2014 mendatang, diharapkan telah tersedianya peta kesesuaian lahan budidaya rumput laut, peta ketersediaan sumber alam untuk jenis-jenis sargasum, gelidium, pterocladia dan ptilophora. Kami juga mentargetkan peningkatan produksi cottonii mencapai 300.000 ton kering, sacol dan spinosum 30.000 ton kering dan gracilaria 60.000 ton kering. Kemudian pada tahun 2014 nanti, kami juga mengharapkan akan terjadi penyerapan hingga 25% produksi carageenophyte dan 60% produksi agarophyte oleh industri dalam negeri. Selain itu, jumlah nominal ekspor carrageenophyte diharapkan menjadi 250.000 ton kering dan peningkatan ekspor agarophyte menjadi 20.000 ton kering. Capaian lainnya yang kami inginkan adalah terbangunnya pusat riset dan pengembangan rumput laut tropis dengan peralatan dan sumberdaya manusianya di Indonesia.


    

     Pada kesempatan yang sama, Ketua ARLI, Safari Azis Husain, mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan International Seaweed Symposium (ISS) XXI pada bulan April 2013 nanti di Bali. memiliki arti penting bagi Indonesia, karena menunjukan Indonesia diakui secara internasional bukan saja sebagai produsen bahan baku tetapi juga sebagai produsen hasil olahan, Selain tentunya sudah ada pengakuan pula dari segi ilmiah.

     ISS diselengarakan setiap 3 tahun sekali oleh organisasi yang dinamakan International Seaweed Association (ISA) yang beranggotakan para peneliti, pengusaha, pengambil kebijakan, para politikus dan individu-individu yang concern terhadap pengembangan riset, penerapan hasil riset dalam industri, produksi rumput laut (seaweed) dan hasil olahannya. Bulan Februari 2010 lalu, baru saja dilangsungkan ISS ke XX di Ensenada Mexico. Sebelumnya, ISS ke XIX dilaksanakan di Kobe, Jepang pada bulan Maret 2007. Peserta ISS terdiri dari berbagai negara, baik negara produsen maupun negara konsumen.

     Pada umumnya, symposium menyajikan hasil-hasil riset dan kajian tentang seaweed. Selain itu dilakukan pula Exhibition produk-produk seaweed dan Bussiness Forum.

     Indonesian Seaweed Society (Masyarakat Rumput Laut Indonesia), ARLI dan BPPT yang berkonsorsium dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian beserta asosiasi lainnya, yaitu Ikatan Fikologi Indonesia (IFI) dan Asosiasi Pengelola Petani Rumput Laut Indonesia (Aspperli), secara bersama-sama akan menjadi bagian dalam penyelenggaraan ISS XXI.     

     Dengan kehadiran para narasumber dari beberapa negara, diharapkan dapat menciptakan alih teknologi pengolahan rumput laut. Kami berharap ke depan, Indonesia tidak hanya menjadi eksportir bahan mentah rumput laut, tetapi menjadi negara terbesar ekspor hasil olahan rumput laut. Kegiatan ISS ini juga diharapkan dapat menjadi jembatan dalam rangka meningkatkan investasi bisnis rumput laut di Indonesia, meningkatkan penguasaan teknologi budidaya dan pengolahan rumput laut untuk memproduksi dengan nilai tambah yang lebih tinggi, meningkatkan kerjasama dan networking antar pelaku bisnis, meningkatkan ekspor produk rumput laut Indonesia serta memperlihatkan eksistensi Indonesia pada percaturan rumput laut duniaâ€Â
, tegas Safari.
     Terkait dengan penyelenggaraan ISS tersebut, Jana menghimbau kepada seluruh peneliti yang menggeluti rumput laut untuk terus melakukan riset dan pengembangannya. "Hasil riset yang bagus nantinya akan kami tampilkan pada ajang tersebut, dengan harapan akan ada investor yang mau bergabung dan ikut mengembangkan. Agar rumput laut Indonesia menjadi lebih terkemuka.
Manfaat Rumput Laut
     Kekayaan Indonesia yang berlimpah ruah bisa menjadi modal untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Terlebih Indonesia memiliki alam laut yang begitu luas sehingga kekayaannya bisa dimanfaatkan untuk bahan makanan maupun kesehatan, salah satunya rumput laut. Rumput laut sendiri merupakan tumbuhan laut jenis alga.
     Masyarakat Eropa mengenalnya dengan sebutan seaweed. Tanaman ini adalah ganggang multiseluler golongan divisi thallophyta. Umumnya rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun. Jika diamati rumput laut sangat beragam, mulai dari berbentuk bulat, pipih, tabung atau seperti ranting dahan bercabang-cabang.
    Rumput laut hidup di dasar samudera yang dapat ditembus cahaya matahari. Rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna lain. Warna tersebut bisa menggolongkan jenis rumput laut. Secara umum rumput laut yang dapat dikonsumsi adalah jenis ganggang biru (cyanophycea), ganggang hijau (chlorophyceae), ganggang merah (rodophyceae) atau ganggang coklat (phaeophyceae).  
     Dengan banyaknya jenis rumput laut yang bisa dikonsumsi, sangat baik bagi kesehatan tubuh. Dilansir dari informasiherbal.com, rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimiawi rumput laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%).
     Selain karbohidrat, protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat.
Tak heran rumput laut sangat bermanfaat bagi kesehatan. rumput laut berkhasiat untuk:
Antikanker. Penelitian di Harvad School of Public Health di Amerika mengungkapkan wanita pre-menopause di Jepang berpeluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan wanita Amerika. Sebab, pola makan wanita Jepang selalu menambahkan rumput laut di dalam menu mereka.
Antioksidan. Klorofil pada ganggang laut hijau dapat berfungsi sebagai antioksidan. Zat ini membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh.
Mencegah Kardiovaskular. Para ilmuwan Jepang mengungkap, ekstrak rumput laut dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Bagi pengidap stroke, mengonsumsi rumput laut sangat dianjurkan lantaran dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh.
Makanan Diet. Kandungan  serat pada rumput laut sangat tinggi. Serat ini bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas.
Mencegah penyakit sroke. Mengonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang.
Mencegah terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan dan kehalusan kulit. Kandungan vitamin, mineral, asam amino dan enzim dalam rumput laut sangat potensial sebagai antioksidan yang berperan dalam penyembuhan dan peremajaan kulit. Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja sama dalam memelihara kolagen, sedangkan kandungan protein dari rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru